Optimalisasi Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis TIK Dalam Pembelajaran Projek Ipas (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial) Pokok Bahasan Pemanasan Global Kelas X Program Keahlian Agribisnis Tanaman Perkebunan (ATP) SMK Negeri Sulbar
MUH. IQBAL NASRULLAH, S.Pd
Guru Mata Pelajaran Projek IPAS
SMK Negeri Sulbar
Tujuan yang Ingin Dicapai
Tujuan yang ingin dicapai dari implementasi rencana aksi pada proses pembelajaran di Kelas X (sepuluh) Program Keahlian Agribisnis Tanaman Perkebunan (ATP) SMK Negeri Sulbar adalah optimalisasi pemanfaatan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) sebagai upaya penguatan aspek TPACK dalam pembelajaran Projek IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial) pada materi Pemanasan Global melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning
Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada:
Pertemuan ke-1, hari/tanggal : Sabtu/29 Oktober 2022
Pertemuan ke-2, hari/tanggal : Selasa/01 November 2022
Di kelas X (Sepuluh) Program Keahlian Agribisnis Tanaman Perkebunan (ATP) SMK Negeri Sulbar
Situasi
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir menyebabkan perubahan pola hidup masyarakat. Perubahan ini menyentuh berbagai aspek dalam kehidupan, tak terkecuali pada bidang pendidikan. Penggunaan teknologi seperti smartphone atau ponsel pintar berbasis android saat ini tidak dapat dipisahkan dari berbagai aktivitas manusia. Berbagai aplikasi dikembangkan oleh berbagai pihak dalam rangka memudahkan berbagai aktivitas tersebut. Namun, di sisi lain penggunaan ponsel pintar ini juga membawa dampak buruk, salah satunya adalah semakin maraknya game offline atau online yang dapat menyebabkan kecanduan terutama pada peserta didik. Hal ini dapat menyebabkan menurunnya minat serta motivasi mereka dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah. Berbagai permasalahan penulis temui melalui observasi serta wawancara dengan peserta didik, mulai dari tidak mengerjakan tugas atau PR, terlambat ke sekolah karena malamnya mereka begadang, jarang belajar dan berbagai permasalahan lainnya yang diakibatkan oleh kecanduan bermain game offline atau online
Permasalahan lainnya terkait pembelajaran di sekolah adalah kurang optimalnya pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena tidak semua peserta didik memliki ponsel android, peserta didik yang tidak mahir dalam menggunakan komputer, laptop, atau chromebook, dan jaringan internet sekolah yang kurang memadai karena belum menjangkau keseluruhan wilayah sekolah,
Selain itu, pembelajaran masih dilakukan dengan metode ceramah sehingga terkesan monoton dan tidak variatif. Guru jarang sekali menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) atau model pembelajaran berbasis projek (Project Based Learning). Guru juga jarang mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik merasa pelajaran tersebut tidak bermanfaat bagi mereka.
Sebagai seorang pendidik dibutuhkan inovasi dan kreatifitas dalam merancang sebuah proses pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar peserta didik terhadap mata pelajaran Pojek IPAS melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah yang bersifat kontekstual atau erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari, dikolaborasikan dengan pemanfaatan berbagai media pembelajaran berbasis IT baik sifatnya offline maupun online yang dapat dimanfaatkan dengan menggunakan laptop, chromebook, atau ponsel pintar yang disusun dan dituangkan dalam sebuah modul ajar.
Sesuai dengan ungkapan dari sahabat tercinta, sepupu, sekaligus menantu dari Rasulullah Muhammad SAW yaitu Ali Bin Abi Thalib RA yang menyatakan bahwa “Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian” Dalam ungkapan tersebut menggambarkan bahwa metode atau cara yang digunakan dalam pengajaran harus menyesuaikan dengan kondisi yang akan dihadapi di masa saat ini atau masa yang akan datang.
Terkait pemanfaatan media pembelajaran berbasis IT, melalui Kurikulum Merdeka guru dan peserta didik dberikan kesempatan untuk bereksplorasi menggunakan berbagai media tersebut untuk menunjang proses pembelajaran. Berbagai aplikasi digital yang saat ini berkembang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk membuat konten materi pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Selain dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar peserta didik juga dapat menciptakan kolaborasi baik sesama peserta didik maupun antara guru dan peserta didik.
Tantangan
Berbagai tantangan yang dihadapi penulis dalam pelaksanaan rencana aksi ini adalah:
- Sarana dan prasarana yang kurang mendukung seperti kaulitas jaringan internet yang kurang memadai karena tidak menjangkau keseluruhan wilayah sekolah serta hanya terbatas untuk 30 user saja. Sehingga penulis berinisiatif untuk berbagi jaringan internet pribadi atau tethering kepada beberapa peserta didik yang tidak memiliki kuota internet serta LCD projektor yang hanya tersedia 2 unit mengharuskan penggunaannya dilakukan secara bergantian oleh guru yang lain;
- Tidak semua peserta didik mempunyai ponsel pintar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran;
- Peserta didik yang belum teralu mahir dalam menggunakan chromebook dan laptop
- Kebiasaan peserta didik yang hanya menggunakan ponsel pintar sebagai sarana bermain game offline dan online baik pada saat atau di luar proses pembelajaran memberikan tantangan tersendiri bagi penulis untuk menyiasati perilaku tersebut sehingga dapat mengarahkan peserta didik untuk menggunakan ponsel pintar mereka sebagai sesuatu yang lebih bermanfaat terutama dalam proses pembelajaran; dan
- Peserta didik yang belum terbiasa dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah sehingga mereka kesulitan dalam mencari sendiri jawaban atau solusi terhadap berbagai permasalahan yang diberikan oleh guru. Juga kemampuan peserta didik dalam berdiskusi dan presentasi kelompok yang belum memadai sehingga perlu adanya pembiasaan penerapan model dan metode tersebut dalam setiap pembelajaran.
Perencanaan Aksi
Perencanaan aksi diawali dengan menyusun kegiatan belajar yang dituangkan dalam modul ajar. Terdapat beberapa tahap dalam menyusun modul ajar ini, yaitu:
- Menganalisis konten dan kompetensi pada capaian pembelajaran Kurikulum Merdeka untuk mata pelajaran Projek IPAS;
- Membuat Tujuan Pembelajaran (TP) lalu disusun dalam sebuah Alur Tujuan Pembelajaran (ATP);
- Mendesain asesmen atau peniliaian untuk masing-masing tujuan pembelajaran dilengkapi dengan lembar rekapitulasi nilai serta rubrik penilaian. Asesmen dirancang untutk menilai aspek sikap (melalui lembar observasi, diskusi, lembar penilaian diri, dan lembar penilaian antar teman), aspek pengetahuan (melalui soal evaluasi), dan aspek keterampilan peserta didik (melalui lembar penilaian presentasi);
- Memilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan daya literasi dan numerasi, keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan inovatif peserta didik. Dalam hal ini penulis memilih model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning); dan
- Mendesain kegiatan atau lagkah-langkah pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik berdasarkan hasil asesmen diagnostik kognitif dan non-kognitif untuk mengidentifikasi kemampuan literasi, numerasi, dan gaya belajar peserta didik yang dilakukan pada saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Kegiatan pembelajaran direncakan sebanyak 2 kali pertemuan. Pertemuan ke-1 membahas tentang penyebab dan dampak pemanasan global. Pertemuan ke-2 membahas tentang efek rumah kaca dan upaya dalam mengurangi pemanasan global
Kegiatan selanjutnya adalah pemilihan berbagai media pembelajaran berbasis IT yang akan digunakan. Beberapa di anataranya adalah :
- Pembuatan Lembar Kerja Peserta Didik Digital berbasis Platform memungkinkan guru mendesain LKPD yang lebih menarik karena guru dapat membuat berbagai jenis soal seperti uraian, pilihan ganda, isian singkat, menjodohkan, drag and drop, dan lain-lain. Guru juga dapat menyisipkan audio atau video untuk memberikan stimulus bagi peserta didik. Selain tampilannya menarik liveworksheet ini mudah untuk dibuat oleh guru dan digunakan peserta didik;
- Menggunakan Timelapse Google Earth. fitur ini memungkinkan pengguna bisa melihat kondisi suatu tempat di berbagai belahan Bumi, berikut perubahannya dari waktu ke waktu. Sejak awal diluncurkan, pengguna hanya bisa menjelajahi suatu tempat di masa lalu dalam mode dua dimensi (2D). Dengan menggunakan fitur ini guru dapat mengajak peserta didik mengamati perubahan kondisi beberapa wilayah permukaan bumi dari tahun ke tahun;
- PhET (Physics Education Technology) Simulation materi efek rumah kaca; media simulasi ini dikembangkan University of Colorado ini berisi berbagai simulasi pembelajaran fisika, biologi, dan kimia. Media memiliki peranan yang penting dalam pembelajaran yaitu untuk memudahkan peserta didik memahami materi efek rumah kaca yang tak dapat diamati secara kasat mata.;
- Menggunakan Team Picker Wheel untuk membagi kelompok diskusi. Team Picker Wheel adalah generator tim acak yang dikembangkan oleh tim Picker Wheel. Fitur ini dapat membantu guru dalam membagi kelompok secara acak dan merata;
- Menentukan urutan presentasi kelompok dengan Wheel of Name. Aplikasi ini adalah salah satu aplikasi online yang berjalan di web browser yang tujuan penggunaannya adalah untuk melakukan undian berhadiah. Namun dalam proses pembelajaran guru dapat menggunakannya dalam menentukan urutan presentasi kelompok;
- Media pembelajaran berbantuan Microsoft Office Power Point;
- Refleksi peserta didik dengan menggunakan Aplikasi ini merupakan salah software presentasi yang mudah digunakan. Dengan mentimeter kita dapat membuat presentasi yang menyenangkan dan interaktif. Mentimeter membantu guru menjadikan kegiatan pembelajaran menjadi inovatif dan berkesan karena melibatkan peserta didik melalui polling langsung untuk mengumpulkan umpan balik dari respon mereka dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran atau presentasi yang dilakukan;
- Aplikasi Mengenal Pemanasan Global berbasis android dari Kemdikbud RI. Aplikasi ini dapat digunakan secara offline dan berisi materi serta latihan soal mengenai efek rumah kaca, dampak, penyebab, dan upaya mengurangi pemanasan global. Tampilannya yang menarik dan mudah digunakan diharapkan dapat meningkatkan minat dn motivasi peserta didik dalam belajar. Dapat diunduh melalui https://m-edukasi.kemdikbud.go.id/medukasi/; dan
- Menyiapkan perangkat seperti ponsel pintar untuk tethering jaringan internet, chromebook, laptop, pointer, dan LCD Projektor untuk mendukung proses pembelajaran
- Menyusun bahan ajar Pemanasan Global dalam bentuk PDF kemudian dibagikan kepada peserta didik melalui grup WhatsApp
Refleksi Hasil dan Dampak
Dampak dari aksi dari langkah-langkah yang telah dilakukan dirasakan sangat positif dan efektif. Hal ini dapat terlihat dari penerapan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) yang membuat peserta didik lebih termotivasi dalam pembelajaran dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran metode ceramah atau konvensional. Hasil observasi guru terhadap keaktifan peserta didik yang meningkat pada kegiatan diskusi kelompok, presentasi, dan tanya jawab dengan guru.
Penggunaan media yang berbasis TIK untuk menguatkan aspek TPACK juga terlihat efektif. Peserta didik terlihat lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran seperti dalam mengamati perubahan wilayah permukaan bumi melalui Timelapse Google Earth, slide powerpoint, video fenomena pemansan global, mengerjakan LKPD Digital berbasis Liveworksheet, dan mengerjakan soal latihan melalui aplikasi Mengenal Pemanasan Global berbasis Android. Hal ini terlihat dari peserta didik mampu memberikan kesimpulan setelah mengamati slide powerpoint yang ditampilkan guru.
Selain itu, respon peserta didik terhadap proses pembalajran yang disampaikan melalui Mentimeter menunjukkan adanya kepuasan terhadap proses pembelajaran. Sebagian besar peserta didik menyatakan proses pembelajaran menjadi lebih asyik dan menyenangkan. Mereka juga menyatakan paham atau sudah menguasai keseluruhan materi pembelajaran yang disampaikan dan sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.
Kepala sekolah selaku pimpinan dan rekan sejawat di sekolah kami pun memberikan respon positif terhadap proses pembelajran yang kami lakukan. Video yang kami buat disarankan untuk diunggah melalui chanel YouTube, laman Facebook, Instagram, dan Website sekolah agar dapat menjadi contoh bagi guru yang lain. Faktor keberhasilan dari keseluruhan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sangat ditentukan oleh kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran dalam hal ini pemilihan model pembelajaran, konten materi, serta media pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan peserta didik yang dikembangkan dalam sebuah modul ajar.
Berdasarkan keseluruhan proses kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, penulis dapat mengambil beberapa pelajaran, yaitu:
- Seorang guru harus memiliki kreativfitas dan inovasi dalam mengembangkan model dan media pembelajaran yang digunakan agar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, konten dan kemampuan peserta didik; dan
- Guru harus terbiasa menggunakan model-model pembelajaran yang inovatif agar dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga mampu meningkatkan minat dan motviasi peserta didik dalam belajar