Meningkatkan Kemampuan Peserta Didik Dalam Pembelajaran Mendemonstrasikan Salah Satu Nilai Kehidupan yang Dipelajari dalam Cerita Pendek Melalui Model PjBL (Project Based Learning)
NUR FAHMI, S.Pd
Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
SMK Negeri Sulbar
Tujuan yang Ingin Dicapai
Tujuan yang ingin dicapai dari implementasi rencana aksi pada proses pembelajaran di Kelas XI (sebelas) Program Agriteknologi Pengolahan Hasil Pertanian (APHP) SMK Negeri Sulbar adalah Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pembelajaran mendemonstrasikan salah satu nilai kehidupan yang dipelajari dalam cerita pendek melalui model PJBL (Project Based Learning)
Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada:
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Aksi-3, hari/tanggal : Jumat/11 November 2022
Di kelas XI (sebelas) Program Agriteknologi Pengolahan Hasil Pertanian (APHP) SMK Negeri Sulbar
Situasi
Berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang bertujuan untuk mengungkapkan ide, gagasan, serta perasaan secara lisan sebagai proses komunikasi kepada orang lain. Dalam proses berbicara, seseorang akan mengalami proses berpikir untuk mengungkapkan ide dan gagasannya secara luas (divergent thinking). Proses berbicara sangat terkait hubungannya dengan faktor pengembangan berpikir berdasarkan pengalaman yang mendasarinya. Pengalaman tersebut dapat diperoleh melalui membaca, menyimak, pengamatan dan diskusi. Namun, di sisi lain keterampilan ini yang belum sepenuhnya dimiliki oleh sebagian besar peserta didik. Hal ini yang menyebabkan peserta didik belum mampu untuk tampil berbicara atau presentasi di depan kelas dalam pembelajaran mendemonstrasikan salah satu nilai kehidupan yang dipelajari dalam cerita pendek.
Permasalahan lainnya terkait pembelajaran di sekolah adalah kurang optimalnya pemanfaatan TPACK dalam kegiatan pembelajaran dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena tidak semua peserta didik memliki ponsel android, peserta didik yang tidak mahir dalam menggunakan komputer, laptop, dan jaringan internet sekolah yang kurang memadai karena belum menjangkau keseluruhan wilayah sekolah,
Selain itu, pembelajaran masih dilakukan dengan metode ceramah sehingga terkesan monoton. Guru juga jarang mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari peserta didik sehingga peserta didik merasa pelajaran tersebut tidak bermanfaat bagi mereka.
Sebagai seorang pendidik dibutuhkan inovasi dan kreatifitas dalam merancang sebuah proses pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pembelajaran mendemonstrasikan salah satu nilai kehidupan yang dipelajari dalam cerita pendek melalui model PJBL (Project Based Learning). Inovasi tersebut juga bisa dikolaborasikan dengan pemanfaatan berbagai media pembelajaran.
Selanjutnya Mahatma Gandhi menegaskan bahwa pendidikan yang sempurna ialah pendidikan yang mampu membangkitkan sifat-sifat diri kita sendiri yang terbaik. Pendidikan intelek yang sejati, hanya dapat dicapai dengan latihan anggota-nggota tubuh manusia, misalnya tangan, kaki, mata, telinga, hidung, dan sebagainya. Pendidikan yang hanya mengoptimalisasi akal, dengan mengesampingkan peran hati, maka pendidikan akan melahirkan pribadi yang cerdas tapi bermental criminal. Sebaliknya, pendidikan yang mengutamakan hati tapi tidak mengembangkan akal, akan melahirkan manusia-manusia yang lemah dan mudah dijajah. Dalam ungkapan tersebut menggambarkan bahwa metode atau cara yang digunakan dalam pengajaran hendaknya dilakukan melalui pembiasaan atau latihan-latihan khususnya keterampilan berbicara.
Terkait pemanfaatan media pembelajaran berbasis TPACK, guru dan peserta didik dberikan kesempatan untuk bereksplorasi menggunakan berbagai media tersebut untuk menunjang proses pembelajaran. Berbagai aplikasi digital yang saat ini berkembang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk membuat konten materi pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan.
Tantangan
Tantangan yang dihadapi dalam meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pembelajaran mendemonstrasikan salah satu nilai kehidupan yang dipelajari dalam cerita pendek adalah:
- Sebagian besar peserta didik kurang percaya diri tampil di depan kelas, apatah lagi di depan umum.
- Bahasa yang digunakan peserta didik masih terpengaruh oleh dialek daerah dan pembicaraan masih kurang terstruktur
- Peserta didik kurang menguasai materi dan penggunaan media digital.
- Jaringan internet yang kurang memadai. Sehingga penulis berinisiatif untuk berbagi jaringan internet pribadi kepada beberapa peserta didik yang tidak memiliki kuota internet.
- Tidak semua peserta didik mempunyai ponsel pintar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran
- Peserta didik yang belum terbiasa dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah sehingga mereka kesulitan dalam mencari sendiri jawaban atau solusi terhadap berbagai permasalahan yang diberikan oleh guru.
Adapun orang-orang yang terlibat dalam kegiatan ini adalah:
- Kepala Sekolah
- Dosen Pembimbing
- Guru Pamong
- Rekan sejawat
- Pendidik
- Peserta didik
- Editor
Perencanaan Aksi
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut adalah:
- Pembelajaran dilakukan dengan memotivasi peserta didik agar berani tampil di depan umum. Bisa juga dengan memberikan satu tema pembahasan, kemudian satu per satu peserta didik mengomentari atau memberikan jawaban pada tema tersebut sehingga membuat mereka terbiasa untuk berbicara.
- Mendesain asesmen atau peniliaian untuk masing-masing tujuan pembelajaran dilengkapi dengan lembar rekapitulasi nilai serta rubrik penilaian. Asesmen dirancang untutk menilai aspek sikap (melalui lembar observasi dan diskusi), aspek pengetahuan (melalui soal evaluasi), dan aspek keterampilan peserta didik (melalui lembar penilaian presentasi);
- Memilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan daya literasi dan numerasi, keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan inovatif peserta didik. Dalam hal ini penulis memilih model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning); dan
- Mendesain kegiatan atau lagkah-langkah pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Kegiatan pembelajaran direncakan sebanyak 1 kali pertemuan dengan membahas tentang nilai-nilai kehidupan dalam cerpen. Adapun langkah-langkah pembelajaran melalui model pembelajaran berbasis proyek yaitu:
- Penentuan proyek; Pendidik menyampaikan topik pembelajaran yaitu “nilai-nilai kehidupan dalam cerpen” dan mengajukan pertanyaan mendasar terkait materi seperti “Apa itu nilai-nilai kehidupan? Apa Manfaat langsung dari cerpen yang bisa kita rasakan?
- Mendesain perencanaan produk; Tiap peserta didik merancang informasi yang akan dicari berkaitan dengan tugasnya (menentukan nilai-nilai kehidupan dalam cerpen yang dibaca)
- Menyusun jadwal perencanaan proyek; Guru memberi petunjuk cara melakukan penjadwalan semua kegiatan yang telah dirancang dan cara mengerjakan tugas serta memotivasi untuk selalu berkarya dengan jujur dan bertanggung jawab
- Memonitoring keaktifan dan perkembangan proyek; Guru memonitoring peserta didik sambil melakukan ice breaking (terkait materi) dalam melaksanakan rancangan proyek yang telah dibuat
- Menguji hasil; Peserta didik membahas kelayakan proyek dan membuat laporan untuk dipaparkan
- Evaluasi pengalaman belajar; Guru membimbing proses pemaparan proyek dan peserta didik memaparkan laporan proyeknya. Selanjutnya guru bersama peserta didik melakukan refleksi dan menyimpulkan hasil proyek
Kegiatan selanjutnya adalah pemilihan berbagai media pembelajaran yang akan digunakan. Beberapa di antaranya adalah :
- Pembuatan Lembar Kerja Peserta Didik;
- Media pembelajaran berbantuan Microsoft Office Power Point;
- Menyiapkan perangkat seperti ponsel pintar untuk tethering jaringan internet, laptop, dan LCD Projektor untuk mendukung proses pembelajaran.
- Menyusun bahan ajar dalam bentuk PDF kemudian dibagikan kepada peserta didik melalui grup WhatsApp
Refleksi Hasil dan Dampak
Dampak dari aksi dari langkah-langkah yang telah dilakukan dirasakan positif dan efektif. Hal ini dapat terlihat dari penerapan model pembelajaran PjBL (Project Based Learning) yang membuat peserta didik lebih termotivasi dalam pembelajaran dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran metode ceramah atau konvensional lainnya. Hasil observasi guru terhadap keaktifan peserta didik yang meningkat pada kegiatan diskusi kelompok, presentasi, dan tanya jawab dengan guru. Dengan menerapkan model pembelajaran project based learning, peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran mendemonstrasikan salah satu nilai kehidupan yang dipelajari dalam cerita pendek. Selain itu, melalui model pembelajaran ini, kemampuan peserta didik dalam berbicara semakin meningkat. Keberhasilan ini ditunjukkan dari hasil project pembelajaran yaitu pembuatan video yang memperlihatkan peningkatan kemampuan peserta didik dalam berbicara mengenai nilai-nilai kehidupan yang ada dalam cerpen. Selain itu, nilai KKM yang diperoleh setelah proses evaluasi sudah di atas rata-rata.
Kepala sekolah selaku pimpinan dan rekan sejawat di sekolah kami pun memberikan respon positif terhadap proses pembelajran yang kami lakukan. Video yang kami buat disarankan untuk diunggah melalui chanel YouTube, laman Facebook, Instagram, dan Website sekolah agar dapat menjadi contoh bagi guru yang lain. Faktor keberhasilan dari keseluruhan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sangat ditentukan oleh kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran dalam hal ini pemilihan model pembelajaran, konten materi, serta media pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan peserta didik. Berdasarkan keseluruhan proses kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, penulis dapat mengambil beberapa pelajaran, yaitu:
- Seorang guru harus memiliki kreativfitas dan inovasi dalam mengembangkan model dan media pembelajaran yang digunakan agar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, konten dan kemampuan peserta didik; dan
- Guru harus terbiasa menggunakan model-model pembelajaran yang inovatif agar dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga mampu meningkatkan kemampuan berbicara peserta didik.
Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan Mata Pelajaran Biologi Kelas X ATP 1 Melalui Penerapan Model Pembelajaran Multimedia Interaktif Berbasis Articulate Storyline di SMK Negeri Sulbar Kabupaten Mamuju
Unduh laporan best practice dengan menekan tombol di bawah ini
Kolaborasi Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Teknologi yang Mudah Diakses Peserta Didik
Ricky Azrofi Samara, S.Pd
Guru Mata Pelajaran Fisika
SMA Negeri 1 Puding Besar
Tujuan yang Ingin Dicapai
Tujuan yang ingin saya capai dari kegiatan yang dilakukan, saya berharap dapat mencapai tujuan pembelajaran diantaranya yaitu:
- Meningkatkan pemanfaatan penggunaan teknologi dalam pembelajaran melalui penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning yang bisa dikolaborasikan dengan media pembelajaran berbasis IT (penguatan aspek TPACK)
- Meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran menjadi lebih aktif dan partisipatif melalui melalui LKPD via Liveworksheet yang berisi QR Code menuju PhET lalu menggunakan Quizizz sebagai uji pemahaman dan Google Formulir untuk menampung Refleksi pembelajaran dari peserta didik
- Meningkatkan pemahaman kontekstual dan kemampuan berpikir kritis peserta didik melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning yang mengaitkan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dengan Hukum Hooke dan Konstanta Susunan Pegas dibantu dengan bahan ajar online via Flipbook yang telah dibuat.
Tanggal Pelaksanaan
Pelaksanaan rencana aksi ini saya lakukan pada hari Kamis, tanggal 27 Oktober 2022 dan pada hari Senin, tanggal 31 Oktober 2022 di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Puding Besar.
Situasi Latar Belakang Masalah
Dalam mengikuti arus dan arah pendidikan yang menuju zaman yang lebih digital dan canggih, adaptasi proses pembelajaran perlu dilakukan dengan melibatkan teknologi terkhususnya smartphone yang ada di tangan setiap peserta didik sekarang. Mengarahkan dan mendidik penggunaan smartphone yang dipakai oleh peserta didik perlu dilakukan terutama untuk melibatkan mereka pada proses pembelajaran agar penggunaan smartphone lebih terlihat positif dan bermakna tidak hanya untuk entertainment maupun game online saja yang sekarang sudah mengakar kuat pada aktivitas peserta didik sehari-hari.
Untuk mengarahkan dan mendidik peserta didik dalam menggunakan smartphone yang sering mereka genggam setiap waktu menjadi sebuah hal yang lebih bermanfaat melalui proses pembelajaran, tentu saja guru harus lebih paham dalam menyiasati strategi yang tepat dan sesuai dengan latar belakang masalah yang telah diungkapkan yaitu melalui penguasaan berbagai aplikasi dan fitur-fitur yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran. Guru harus benar paham dan menguasai bagaimana pemanfaatan tersebut melalui implementasinya di dalam proses belajar mengajar. Karena itu penting bagi seorang guru untuk terus mengembangkan kompetensinya dengan beradaptasi dengan arus kemajuan teknologi sekarang.
Peran saya sebagai guru disini adalah mengarahkan, membimbing dan mendidik melalui penggunaan dan kolaborasi berbagai fitur-fitur yang bisa digunakan dalam smartphone sebagai salah satu media pembelajaran peserta didik, diharapkan dengan mulai membiasakan peserta didik menggunakan smartphone yang mereka miliki untuk belajar bisa menumbuhkan sikap yang berdaya guna untuk para peserta didik kedepannya, melalui model pembelajaran problem based learning yang dikolaborasikan dengan berbagai fitur berbasis IT yang bisa diakses dijaman sekarang.
Tantangan
Berbagai hal yang menjadi tantangan dan siapa saja yang terlibat untuk mencapai tujuan yang telah saya paparkan sebelumnya adalah
- Dari pihak Guru, tantangan datang dari bagaimana guru mencari referensi pemanfaatan fitur-fitur yang bisa digunakan sebagai media pembelajaran yang berbasis IT. Artinya guru harus bisa mengeksplorasi sebanyak mungkin berbagai sumber-sumber pembelajaran berbasis IT dan kemudian meramu dan mengadaptasi berbagai pengetahuan tersebut sebagai hal baru yang bisa diterapkan kepada peserta didik agar menggunakan smartphone sebagai bagian dari proses pembelajaran bermakna. Mengarahkan dan membimbing peserta didik untuk mulai menggunakan smartphone mereka sebagai bagian pembelajaran juga merupakan sebuah tantangan yang cukup besar dikarenakan kebiasaan peserta didik yang lebih sering menggunakan smartphone mereka sebagai media hiburan dan game online saja.
- Dari pihak peserta didik, tantangannya adalah beberapa peserta didik yang masih belum terbiasa menggunakan smartphone untuk belajar tanpa terdistraksi untuk membuka hal lain yang tidak termasuk dalam proses belajar di dalam smartphone mereka, sulit lepas dari kebiasaan menggunakan smartphone sebagai media hiburan dan game online. Tantangan lain adalah mengatur peserta didik untuk mengumpulkan smartphone mereka terlebih dulu sebelum dan sesudah pembelajaran sesuai peraturan, sehingga ada beberapa peserta didik yang tertangkap basah menggunakan smartphone diluar jam belajar. Akibatnya smartphone tersebut disita karena terdapat peraturan menggunakan smartphone hanya untuk keperluan belajar saja di sekolah.
- Dari pihak sekolah, tantangan datang dari sarana dan prasarana yang bisa disediakan oleh sekolah. Sebaiknya berbagai pengadaan barang oleh sekolah dapat menunjang pembelajaran berbasis digital sehingga kedepannya dengan memanfaatkan berbagai teknologi dalam proses pembelajaran, dunia pendidikan dapat mengalami kemajuan tanpa tertinggal dari negara lain.
Pelaksanaan Aksi
Langkah-langkah yang dilakukan berupa aksi implementasi yang terbagi kedalam dua pertemuan dengan materi yang berbeda. Dimulai dari mendesain suatu pelaksanaan pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang diharapkan dapat membudayakan atau membiasakan peserta didik untuk dapat terlibat aktif, berpikir kritis, kreatif dan inovatif yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang mengaitkan pembelajaran peserta didik terhadap permasalahan sehari-hari yang terkait dengan materi pembelajaran yang dalam hal ini yaitu Hukum Hooke untuk pertemuan ke-1 dan Konstanta Susunan Pegas untuk pertemuan ke-2.
Pembuatan desain pembelajaran dilengkapi dengan berbagai hal yang ditujukan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai sebagai jawaban dari masalah yang telah teridentifikasi dari latar belakang masalah. Desain pembelajaran yang saya buatkan saya buat sedemikian rupa sebagai jawaban masalah atau solusi berupa pemilihan media pembelajaran yang berbasis IT atau berbasis teknologi yang bisa dikolaborasikan dalam pembelajaran, yaitu :
- RPP berbasis Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) materi Hukum Hooke dan Konstanta Susunan Pegas
- Bahan ajar materi hukum Hooke dan konstanta susunan pegas yang dibuat dan dikonversikan menjadi ebook melalui website flipbook yang aksesnya menggunakan QR Code untuk mempermudah cara mengaksesnya.
- Media pembelajaran yang digunakan yaitu praktikum virtual via PhET Laboratory yang dikerjakan dengan panduan LKPD Interaktif Online via Liveworksheet, Uji Pemahaman melalui Quizizz dan Refleksi pembelajaran oleh peserta didik yang menggunakan platform Google Formulir. Semua aksesnya melalui scan QR Code yang telah disiapkan sebagai kemudahan dalam mengakses berbagai media pembelajaran digital berbasis IT tersebut.
- Powerpoint (PPT) sebagai penguatan materi yang juga memuat contoh soal dan soal latihan materi hukum Hooke dan konstanta susunan pegas
- Pembuatan desain pembelajaran yang telah dibuat didasarkan pada Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang lengkap dengan indikator pencapaian kompetensi, instrumen penilaian dan kisi-kisi sesuai materi pembelajaran rencana aksi.
Beberapa pemaparan di atas merupakan bagaimana proses pelaksanaan dan strategi yang saya lakukan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dan bagaimana pelaksanaan tersebut menjawab masalah yang terjadi sebagai solusi yang tepat dan yang terbaik untuk dilakukan. Pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan ini yaitu saya selaku guru, lalu peserta didik kelas XI IPA 1, dan berbagai pihak lain seperti rekan sejawat, wakil kepala sekolah bidang kurikulum serta kepala sekolah yang membantu proses pelaksanaan desain pembelajaran yang sudah dirancang.Berbagai sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menyukseskan desain pembelajaran yang terangkum dalam rencana aksi yaitu smartphone yang akan digunakan oleh peserta didik, speaker dan proyektor sebagai sarana kegiatan belajar mengajar dan laptop yang dipakai oleh guru.
Refleksi Hasil dan Dampak
Setelah dilaksanakan pembelajaran sesuai desain pembelajaran yang telah dirancang, dampak yang terjadi bisa saya paparkan dalam berbagai hal sebagai berikut, mulai dari hal yang masih kurang atau yang menjadi kendala itu adalah ketika sinyal yang hilang atau kurang stabil sehingga pelaksaan pembelajaran tersendat sementara, kemudian peserta didik yang belum terbiasa karena menjadi hal baru dalam menggunakan smartphone sebagai media pembelajaran dari awal sampai akhir. Kemudian untuk dampak baiknya ada banyak, beberapa diantaranya adalah rencana aksi yang saya rancang sebagai jawaban dari masalah yang saya paparkan di awal tidak hanya efektif melibatkan partisipasi peserta didik lebih banyak namun juga meningkatkan aktivitas dan peran peserta didik dalam belajar, kemudian juga didapatkan dampak efektif dalam penggunaan teknologi yang dimanfaatkan dalam pembelajaran dengan tepat guna sesuai tujuan pembelajaran.
Hal ini karena dampak baik yang saya paparkan sebelumnya juga akan efektif memancing dan melatih kemampuan berpikir kritis peserta didik.
Dari aspek penggunaan teknologi terkhususnya smartphone yang dipakai oleh peserta didik didapatkan dampak efektif yang membuat peserta didik mulai menggunakan smartphone mereka untuk aktivitas belajar secara efektif ketika proses belajar mengajar.
Respon yang didapatkan dari pihak peserta didik adalah mereka antusias dan merasa senang dengan pembelajaran yang dilangsungkan sesuai rencana aksi yang sudah saya laksanakan, bagi mereka merupakan hal baru yang ternyata bisa mereka lakukan menggunakan smartphone mereka untuk kegiatan belajar dan menarik menggunakan pembelajaran melalui pengalaman belajar yang bagi mereka adalah hal yang baru.
Untuk respon dari Supervisor mengajar saya, beliau memberikan respon positif mengenai pembelajaran yang telah saya laksanakan dalam rencana aksi kedua saya, bagi beliau hal tersebut memberikan dampak positif dan efektif tentang bagaimana membuat peserta didik untuk keluar dari zona nyaman mereka yang sebelumnya hanya menggunakan smartphone untuk hal-hal bersifat hiburan dan game online.
Faktor yang menjadi penentu keberhasilan strategi pelaksanaan rencana aksi yang telah dilakukan adalah kelengkapan sarana dan prasarana yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu semua media belajar yang termasuk ke dalam rencana aksi yang mengutamakan penggunaan belajar berbasis teknologi (IT). Kemudian partisipasi dan dukungan berbagai pihak terkhususnya guru dan peserta didik lalu berbagai pihak warga sekolah yang membantu terlakasananya pembelajaran sesuai rencana yang sudah dirancang.
Sedangkan untuk faktor ketidakberhasilan datang dari berbagai hal yang tidak terduga seperti kondisi cuaca buruk yang sering menyebabkan mati lampu, sehingga sinyal juga akan ikut hilang, kemudian akan berdampak pada terhambatnya proses pembelajaran.
Pembelajaran dari keseluruhan progres yang telah dilakukan didapatkan hasil berupa dampak positif yaitu mendapatkan suatu kegiatan pembelajaran baru yang mengkolaborasikan materi pembelajaran dengan teknologi yang menguatkan aspek TPACK yang selaras dengan kemajuan teknologi. Beberapa hal yang dipelajari juga adalah tentang bagaimana progres baik dari model pembelajaran Problem Based Learning yang mampu memancing kemampuan berpikir kritis peserta didik dan lebih kontekstual mendekatkan peserta didik materinya dengan kehidupan sehari-hari. Pemanfaatan teknologi yang dikolaborasikan dengan materi pembelajaran akan memberikan pengalaman belajar yang baru kepada peserta didik, sehingga penggunaan smartphone akan menjadi lebih bermanfaat kepada pembelajaran bermakna.
Belajar Fisika Asik Bersama Anak SMK Yang Luar Biasa Dengan Menggunakan Model Problem Based Learning Dengan Berbantuan Media PhET Untuk Meningkatkan HOTS Dalam Materi Sifat Mekanik Bahan
AMELIA WULANDARI, S.Pd
Guru Mata Pelajaran Fisika
SMK Polimedik Depok
Tujuan yang Ingin Dicapai
Dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media PhET dapat meningkatkan kemampuan High Order Thinking Skill (HOTS) peserta didik dalam pembelajaran materi Sifat Mekanik Bahan
Waktu Pelakasanaan
Kamis, 27 Oktober 2022 dan Selasa, 1 November 2022
Lokasi
SMK Polimedik Depok merupakan salah sekolah swasta didaerah Depok, tepatnya di Jl. Ciliwung No.62, Kalimulya, Kec. Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat 16413. SMK Polimedik depok merupakan sekolah yang berada dibawah Yayasan Thawalib Depok dan di naungi dengan PT. Poli Jaya. SMK Polimedik Depok merupakan sekolah di kelilingi oleh Kawasan lingkungan pabrik PT Poli Jaya yang berbisnis dibagian alat-alat Kesehatan. Banyaknya lulusan dari SMK Polimedik Depok ini, yang juga bekerja di PT.Poli Jaya.
Kondisi yang Menjadi Latar Belakang dalam Masalah
Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa rekan mengajar dan hasil pengamatan saya ada beberapa hal yang menjadi identifikasi masalah yang terjadi di sekolah kami, yaitu:
- Peserta didik belum berkonsentrasi secara penuh dalam kegiatan pembelajaran
- Peserta didik masih pasif dalam kegiatan pembelajaran
- Pembelajaran masih bersifat satu arah dan cenderung teacher center
- Tingkat pemahaman konsep peserta didik masih tergolong rendah
- Tingkat kemampuan dalam mengerjakan permasalahan peserta didik masih tergolong dalam tahap LOTS (Low Order Thinking Skill) dan MOTS (Middle Oreder Thinking Skill)
- Pembelajaran belum berorientasi pada melatihkan High Order Thinking Skill (HOTS)
Berdasarkan permasalahan di atas, praktik baik perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran dengan menggunakan model, metode dan media pembelajaran yang inovatif sehingga tercapai tujuan pembelajaran dengan baik.
Oleh karena itu, penulis selaku guru berusaha mengatasi permasalahan yang terjadi dengan cara merancang suatu pembelajatan untuk meningkatkan keterampilan berpikir HOTS (High Order Thinking Skill) peserta didik dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan media PhET dalam materi Sifat Mekanik Bahan.
Mengapa Praktik Ini Penting Untuk Dibagikan
- Dapat menjadi referensi dan inspirasi untuk guru dalam menghadapi permasalahan-permasalahan yang sama mengenai pembelajaran belum berorientasi pada High Order Thinking Skill (HOTS)
- Dapat memotivasi guru untuk melakukan inovasi dan memperbanyak ide-ide yang kreatif dalam mendesain pembelajaran di kelas.
Peranan dan tanggung jawab guru sangatlah penting dalam kegiatan pembelajaran.
- Maka sebagai guru saya tau dan mengerti apa masalah yang saya hadapi dikelas, jadi saya mengidentifikasikan masalah pada kurangnya kemampuan peserta didik dalam mengerjakan soal HOTS yang didasari dengan kegiatan pembelajaran yang belum berorientasi dengan HOTS pada materi sifat mekanik bahan
- Sebagai guru saya harus mendesain pembelajaran yang kreatif, inovatif dan dapat diaplikasikan di sekolah dan dapat diterima dengan peserta didik dengan baik. Pembelajaran yang saya ambil adalah dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dimana peserta didik harus menemukan jawaban dari permasalahan yang diberikan dalam materi sifar mekanik bahan,
- Sebagai guru saya juga harus dapat menemukan solusi dari identifikasi masalah terkait dengan kurangnya kemampuan peserta didik dalam kemampuan mengerjakan soal HOTS yang didasari dengan kegiatan pembelajaran yang belum berorientasi pada HOTS.
Tantangan
Setelah melakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri, wawancara dengan guru, kepala sekolah, pengawas sekolah serta pakar. Maka ada beberapa tantangan yang terjadi untuk ketercapaian tujuan, yaitu:
- Mengusahakan melakukan perubahan dalam kegiatan pembelajaran yang biasanya hanya berorientasi pada guru dirubah menjadi kegiatan pembelajaran yang berorientasi kepada peserta didik.
- Membiasakan diri dalam menggunakan model-model pembelajaran, metode pembelajaran yang inovatif dan yang sesuaikan dengan materi yang akan diajarkan
- Memilih media pembelajaran yang tepat dan mudah digunakan dan dimengerti oleh peserta didik, agar media pembelajaran tersebut dapat membantu memudahkan peserta didik dalam mengidentidfikasi masalah atau fenomena dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan tantangan-tantangan diatas maka dapat disimpulkan yang terlibat dalam praktik ini adalah:
- Guru harus meningkatkan keterampilan mengajar dalam kelas. Guru harus memilih dengan tepat model, metode dan media pembelajaran yang tepat digunakan untuk suatu materi.
- Peserta didik harus termotivasi dalam kegiatan pembelajaran dan dapat meningkatkan keterampilan berpikirnya secara berkala menuju ke High Order Thinking Skill (HOTS) dengan seringnya berlatih soal
Aksi
Berdasarkan tantangan yang dihadapi guru, maka langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
- Tingkat keaktifan peserta didik yang masih rendah:
- Strategi yang digunakan adalah dengan merancang pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan pembelajaran yang bersifat dua arah. Hal yang dilakukan pertama yaitu dengan melakukan pengembangan RPP dan perangkat pembelajaran dengan memperhatikan kompetensi dasar, indikator pencapaian dan tujuan pembelajaran.
- Pada prosesnya dalam kegiatan pembelajaran bisa diselingi dengan diadakannya ice breaking agar peserta didik tidak jenuh dan siap menerima pembelajaran yang akan disampaikan. Penggunaan media , bahan ajar, LKPD dan instrumen yang menarik dan inovatif merupakan salah satu cara untuk membangkitkan keaktifan peserta didik. Dalam penggunaan media bisa dilakukan secara digital, hal ini dapat meningkatkan keaktifan peserta didik karena pembelajaran tidak hanya berfokus pada buku teks saja tetapi sudah memanfaatkan gadged yang sekarang ini sedang digandrungi oleh peserta didik.Memberikan latihan soal berupa games edukasi dengan banyak menggunakan platform dimana hasilnya akan langsung terlihat, disitulah peserta didik satu sama lain berlomba untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari temannya.
- Sumber daya yang perlu disiapkan yaitu guru harus meningkatkan kompetensi dan kreatifitasnya dalam kegiatan pembelajaran.
- Pemilihan model pembelajaran yang tepat, inovatif dan kreatif
- Strategi yang digunakan guru dalam memilih model pembelajaran yang inovatif dan kreatif dan disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan tepat dengan materi yang akan diajarkan
- Proses yang digunakan dengan penyusunan RPP, bahan ajar, LKPD, pemilihan media, dan instrumen penilaian yang harus disesuaikan dengan model pembelajaran Problem based learning (PBL) pada materi Sifat Mekanik Bahan.
- Dibantu dengan sumber daya lain seperti buku teks dan internet yang berhubungan dan cocok dengan model pembelajaran dan materi yang diajarkan.
- Pemilihan media pembelajaran
- Strategi yang digunakan guru dalam memilih media pembelajaran ini berbasis TPACK dengan menggunakan teknologi audio visual.
- Proses pemilihan media pembelajaran berbasis TPACK ini dapat mengimplementasikan pembelajaran yang bersifat abstrak menjadi terlihat secara visual dengan berbantuan media PhET , dengan penggunaan media PhET ini membantu dalam permasalahan ketersediaan alat dan bahan yang ada disekolah. Selain menggunakan PhET ini, media lain yang digunakan adalah dengan memasukkan video pembelajaran dari YouTube, pembuatan media pembelajaran presentasi dari Canva serta berbantuan Quizizz dalam pembuatan latihan sial
- Sumber daya yang diperlukan dalam media pembelajaran ini, yakni video pembelajaran YouTube, Aplikasai Canva dalam pembuatan bahan ajar, Quizizz dalam pembuatan soal serta aplikasi PhET dalam eksperimen secara virtual
- Peningkatan HOTS
- Strategi yang digunakan guru dalam peningkatan HOTS ini adalah dengan melakukan drill soal secara bertahap dari tingkat rendah ke tingkat yang lebih tinggi.
- Proses pembuatan soal HOTS ini dengan cara menggunakan Quizizz. Latihan soal berbantuan aplikasi Quizizz ini dapat meningkatkan semangat peserta didik mendapatkan hasil yang lebih baik. Dengan adanya semangat dalam pengerjaan soal ini, membuat peserta didik tanpa adanya paksaan langsung berlatih secara terus menerus sampai menghasilkan hasil yang baik.
- Sumber daya yang diperlukan dalam pembuatan latihan soal ini adalah dengan menggunakan aplikasi Quizizz
Refleksi Hasil dan Dampak
Dampak dari aksi dari langkah-langkah yang telah dilakukan dirasakan sangat positif dan efektif. Hal ini dapat dilihat dari:
- Dampak dari penerapan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) adalah dapat menbuat peserta didik lebih aktif dan termotivasi dalam kegiatan pembelajaran dibandingkan dengan model pembelajaran secara konvensional. Hal ini dapat dilihat dari indikator keaktifan peserta didik yang meningkat selama kegiatan praktikum, diskusi, presentasi dan tanya jawab dengan guru.
- Dampak dari penggunaan media yang berbasis TPACK ini sangat efektif, dimana dapat membuat peserta didik senang, semangat dan termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini terlihat peserta didik menaruh konsentrasi yang penuh selama pembelajaran dalam kegiatan mengamati slide power point, penampilan video pembelajaran dan dalam praktikum baik secara virtual maupun praktikum sederhana secara langsung. Peserta didik juga aktif dalam diskusi kelompok, setelah mendapatkan hasil praktikum menggunakan PhET. Melalui menggunakan media pembelajaran ini membantu peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru, peserta didik juga dapat menarik kesimpulan sesuai dengan apa yang telah mereka lakukan dalam praktikum.
- Dampak penerapan model PBL (Problem Based Learning) dengan menggunakan media pembelajaran berbasis TPACK ini dapat membantu guru dalam menyampaikan materi dengan mudah dan tervisualisasikan dengan jelas, dan dari peserta didik dapat memotivasi dalam kegiatan belajar, memberikan pengalaman baru kepada peserta didik dengan menggunakan media yang bervariasi, dan peserta didik dapat memahami konsep yang disampaikan oleh guru.
Respon orang lain dalam hal ini oleh kepala sekolah, teman sejawat dan peserta didik terkait dengan strategi yang dilakukan memberikan respon positif, diantaranya:
- Kepala sekolah memberikan respon yang sangat baik dan mengapresiasikan bahwa pembelajaran yang seharusnya itu seperti ini, dimana guru memberikan pembelajaran sesuai dengan tata cara atau urutan yang ada dalam RPP dan tidak hanya memberikan tugas saja. Bahkan kepala sekolah saya, meminta RPP dan LKPD saya sebagai contoh untuk guru-guru lain yang ada disekolah, sebagai contoh persiapan supervisi.
- Teman sejawab banyak yang bertanya cara pembuatan LKPD yang interaktif, cara mengaplikasikan model pembelajaran yang cocok dengan materi ajar dan khususnya cara pembuatan latihan soal berbantuan aplikasi seperti quizizz. Karena akan diterapkan oleh teman-teman saya dalam kegiatan supervisi.
- Peserta didik sangat menyukai kegiatan pembelajaran yang saya terapkan, apalagi saat praktikum menggunakan media PhET dan dalam proses pembagian kelompok yang maju diundi secara online dan dapat disaksikan oleh seluruh peserta didik tanpa adanya paksaan. Peserta didik di saya paling antusias saat melakukan latihan soal berbantuan aplikasi quizizz karena mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan hasil yang baik. Karena hasil pengerjaan tersebut langsung saya tampilkan di layar proyektor.
Faktor keberhasilan dari strategi yang dilakukan oleh guru sangat ditentukan oleh kompetensi yang guru tersebut miliki dalam pengelolaan kelas dalam kegiatan pembelajaran, guru juga harus kreatif dalam menggunakan media pembelajaran mengikuti tren dan perkembangan waktu tentang aplikasi-aplikasi yang dapat mempermudah kegiatan pembelajaran dan aplikasi yang baru dan membuat peserta didik “wow” saat menggunakannya. Guru juga harus pintar-pintar dalam pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan dan nantinya dikembangkan dalam RPP, LKPD dan Sumber Bahan Ajar sebagai perencanaan kegiatan pembelajaran dikelas, serta penyusunan intrumen atau kisi-kisi yang sesuai dengan kemampuan peserta didik.
Pembelajaran yang bisa diambil dari keseluruhan proses kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan ini, yaitu:
- Guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam merencanakan kegiatan pembelajaran yang diawali dengan pemilihan model dan metode pembelajaran yang tepat yang nantinya dapat dituangkan kedalam RPP.
- Guru harus terbiasa menggunakan media pembelajaran yang inovasi agar membantu peserta didik dalam memahami suatu materi dan mempermudah dalam menjelaskan suatu fenomena.
- Guru harus lebih sensitif tentang permasalahan belajar yang dialami oleh peserta didik.
- Guru harus memiliki tanggung jawab yang penuh dalam mengajar dan mencerdaskan peserta didik.
- Guru harus bersikap profesional dalam mengajar.
Optimalisasi Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis TIK Dalam Pembelajaran Projek Ipas (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial) Pokok Bahasan Pemanasan Global Kelas X Program Keahlian Agribisnis Tanaman Perkebunan (ATP) SMK Negeri Sulbar
MUH. IQBAL NASRULLAH, S.Pd
Guru Mata Pelajaran Projek IPAS
SMK Negeri Sulbar
Tujuan yang Ingin Dicapai
Tujuan yang ingin dicapai dari implementasi rencana aksi pada proses pembelajaran di Kelas X (sepuluh) Program Keahlian Agribisnis Tanaman Perkebunan (ATP) SMK Negeri Sulbar adalah optimalisasi pemanfaatan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) sebagai upaya penguatan aspek TPACK dalam pembelajaran Projek IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial) pada materi Pemanasan Global melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning
Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada:
Pertemuan ke-1, hari/tanggal : Sabtu/29 Oktober 2022
Pertemuan ke-2, hari/tanggal : Selasa/01 November 2022
Di kelas X (Sepuluh) Program Keahlian Agribisnis Tanaman Perkebunan (ATP) SMK Negeri Sulbar
Situasi
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir menyebabkan perubahan pola hidup masyarakat. Perubahan ini menyentuh berbagai aspek dalam kehidupan, tak terkecuali pada bidang pendidikan. Penggunaan teknologi seperti smartphone atau ponsel pintar berbasis android saat ini tidak dapat dipisahkan dari berbagai aktivitas manusia. Berbagai aplikasi dikembangkan oleh berbagai pihak dalam rangka memudahkan berbagai aktivitas tersebut. Namun, di sisi lain penggunaan ponsel pintar ini juga membawa dampak buruk, salah satunya adalah semakin maraknya game offline atau online yang dapat menyebabkan kecanduan terutama pada peserta didik. Hal ini dapat menyebabkan menurunnya minat serta motivasi mereka dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah. Berbagai permasalahan penulis temui melalui observasi serta wawancara dengan peserta didik, mulai dari tidak mengerjakan tugas atau PR, terlambat ke sekolah karena malamnya mereka begadang, jarang belajar dan berbagai permasalahan lainnya yang diakibatkan oleh kecanduan bermain game offline atau online
Permasalahan lainnya terkait pembelajaran di sekolah adalah kurang optimalnya pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena tidak semua peserta didik memliki ponsel android, peserta didik yang tidak mahir dalam menggunakan komputer, laptop, atau chromebook, dan jaringan internet sekolah yang kurang memadai karena belum menjangkau keseluruhan wilayah sekolah,
Selain itu, pembelajaran masih dilakukan dengan metode ceramah sehingga terkesan monoton dan tidak variatif. Guru jarang sekali menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) atau model pembelajaran berbasis projek (Project Based Learning). Guru juga jarang mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik merasa pelajaran tersebut tidak bermanfaat bagi mereka.
Sebagai seorang pendidik dibutuhkan inovasi dan kreatifitas dalam merancang sebuah proses pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar peserta didik terhadap mata pelajaran Pojek IPAS melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah yang bersifat kontekstual atau erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari, dikolaborasikan dengan pemanfaatan berbagai media pembelajaran berbasis IT baik sifatnya offline maupun online yang dapat dimanfaatkan dengan menggunakan laptop, chromebook, atau ponsel pintar yang disusun dan dituangkan dalam sebuah modul ajar.
Sesuai dengan ungkapan dari sahabat tercinta, sepupu, sekaligus menantu dari Rasulullah Muhammad SAW yaitu Ali Bin Abi Thalib RA yang menyatakan bahwa “Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian” Dalam ungkapan tersebut menggambarkan bahwa metode atau cara yang digunakan dalam pengajaran harus menyesuaikan dengan kondisi yang akan dihadapi di masa saat ini atau masa yang akan datang.
Terkait pemanfaatan media pembelajaran berbasis IT, melalui Kurikulum Merdeka guru dan peserta didik dberikan kesempatan untuk bereksplorasi menggunakan berbagai media tersebut untuk menunjang proses pembelajaran. Berbagai aplikasi digital yang saat ini berkembang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk membuat konten materi pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Selain dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar peserta didik juga dapat menciptakan kolaborasi baik sesama peserta didik maupun antara guru dan peserta didik.
Tantangan
Berbagai tantangan yang dihadapi penulis dalam pelaksanaan rencana aksi ini adalah:
- Sarana dan prasarana yang kurang mendukung seperti kaulitas jaringan internet yang kurang memadai karena tidak menjangkau keseluruhan wilayah sekolah serta hanya terbatas untuk 30 user saja. Sehingga penulis berinisiatif untuk berbagi jaringan internet pribadi atau tethering kepada beberapa peserta didik yang tidak memiliki kuota internet serta LCD projektor yang hanya tersedia 2 unit mengharuskan penggunaannya dilakukan secara bergantian oleh guru yang lain;
- Tidak semua peserta didik mempunyai ponsel pintar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran;
- Peserta didik yang belum teralu mahir dalam menggunakan chromebook dan laptop
- Kebiasaan peserta didik yang hanya menggunakan ponsel pintar sebagai sarana bermain game offline dan online baik pada saat atau di luar proses pembelajaran memberikan tantangan tersendiri bagi penulis untuk menyiasati perilaku tersebut sehingga dapat mengarahkan peserta didik untuk menggunakan ponsel pintar mereka sebagai sesuatu yang lebih bermanfaat terutama dalam proses pembelajaran; dan
- Peserta didik yang belum terbiasa dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah sehingga mereka kesulitan dalam mencari sendiri jawaban atau solusi terhadap berbagai permasalahan yang diberikan oleh guru. Juga kemampuan peserta didik dalam berdiskusi dan presentasi kelompok yang belum memadai sehingga perlu adanya pembiasaan penerapan model dan metode tersebut dalam setiap pembelajaran.
Perencanaan Aksi
Perencanaan aksi diawali dengan menyusun kegiatan belajar yang dituangkan dalam modul ajar. Terdapat beberapa tahap dalam menyusun modul ajar ini, yaitu:
- Menganalisis konten dan kompetensi pada capaian pembelajaran Kurikulum Merdeka untuk mata pelajaran Projek IPAS;
- Membuat Tujuan Pembelajaran (TP) lalu disusun dalam sebuah Alur Tujuan Pembelajaran (ATP);
- Mendesain asesmen atau peniliaian untuk masing-masing tujuan pembelajaran dilengkapi dengan lembar rekapitulasi nilai serta rubrik penilaian. Asesmen dirancang untutk menilai aspek sikap (melalui lembar observasi, diskusi, lembar penilaian diri, dan lembar penilaian antar teman), aspek pengetahuan (melalui soal evaluasi), dan aspek keterampilan peserta didik (melalui lembar penilaian presentasi);
- Memilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan daya literasi dan numerasi, keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan inovatif peserta didik. Dalam hal ini penulis memilih model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning); dan
- Mendesain kegiatan atau lagkah-langkah pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik berdasarkan hasil asesmen diagnostik kognitif dan non-kognitif untuk mengidentifikasi kemampuan literasi, numerasi, dan gaya belajar peserta didik yang dilakukan pada saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Kegiatan pembelajaran direncakan sebanyak 2 kali pertemuan. Pertemuan ke-1 membahas tentang penyebab dan dampak pemanasan global. Pertemuan ke-2 membahas tentang efek rumah kaca dan upaya dalam mengurangi pemanasan global
Kegiatan selanjutnya adalah pemilihan berbagai media pembelajaran berbasis IT yang akan digunakan. Beberapa di anataranya adalah :
- Pembuatan Lembar Kerja Peserta Didik Digital berbasis Platform memungkinkan guru mendesain LKPD yang lebih menarik karena guru dapat membuat berbagai jenis soal seperti uraian, pilihan ganda, isian singkat, menjodohkan, drag and drop, dan lain-lain. Guru juga dapat menyisipkan audio atau video untuk memberikan stimulus bagi peserta didik. Selain tampilannya menarik liveworksheet ini mudah untuk dibuat oleh guru dan digunakan peserta didik;
- Menggunakan Timelapse Google Earth. fitur ini memungkinkan pengguna bisa melihat kondisi suatu tempat di berbagai belahan Bumi, berikut perubahannya dari waktu ke waktu. Sejak awal diluncurkan, pengguna hanya bisa menjelajahi suatu tempat di masa lalu dalam mode dua dimensi (2D). Dengan menggunakan fitur ini guru dapat mengajak peserta didik mengamati perubahan kondisi beberapa wilayah permukaan bumi dari tahun ke tahun;
- PhET (Physics Education Technology) Simulation materi efek rumah kaca; media simulasi ini dikembangkan University of Colorado ini berisi berbagai simulasi pembelajaran fisika, biologi, dan kimia. Media memiliki peranan yang penting dalam pembelajaran yaitu untuk memudahkan peserta didik memahami materi efek rumah kaca yang tak dapat diamati secara kasat mata.;
- Menggunakan Team Picker Wheel untuk membagi kelompok diskusi. Team Picker Wheel adalah generator tim acak yang dikembangkan oleh tim Picker Wheel. Fitur ini dapat membantu guru dalam membagi kelompok secara acak dan merata;
- Menentukan urutan presentasi kelompok dengan Wheel of Name. Aplikasi ini adalah salah satu aplikasi online yang berjalan di web browser yang tujuan penggunaannya adalah untuk melakukan undian berhadiah. Namun dalam proses pembelajaran guru dapat menggunakannya dalam menentukan urutan presentasi kelompok;
- Media pembelajaran berbantuan Microsoft Office Power Point;
- Refleksi peserta didik dengan menggunakan Aplikasi ini merupakan salah software presentasi yang mudah digunakan. Dengan mentimeter kita dapat membuat presentasi yang menyenangkan dan interaktif. Mentimeter membantu guru menjadikan kegiatan pembelajaran menjadi inovatif dan berkesan karena melibatkan peserta didik melalui polling langsung untuk mengumpulkan umpan balik dari respon mereka dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran atau presentasi yang dilakukan;
- Aplikasi Mengenal Pemanasan Global berbasis android dari Kemdikbud RI. Aplikasi ini dapat digunakan secara offline dan berisi materi serta latihan soal mengenai efek rumah kaca, dampak, penyebab, dan upaya mengurangi pemanasan global. Tampilannya yang menarik dan mudah digunakan diharapkan dapat meningkatkan minat dn motivasi peserta didik dalam belajar. Dapat diunduh melalui https://m-edukasi.kemdikbud.go.id/medukasi/; dan
- Menyiapkan perangkat seperti ponsel pintar untuk tethering jaringan internet, chromebook, laptop, pointer, dan LCD Projektor untuk mendukung proses pembelajaran
- Menyusun bahan ajar Pemanasan Global dalam bentuk PDF kemudian dibagikan kepada peserta didik melalui grup WhatsApp
Refleksi Hasil dan Dampak
Dampak dari aksi dari langkah-langkah yang telah dilakukan dirasakan sangat positif dan efektif. Hal ini dapat terlihat dari penerapan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) yang membuat peserta didik lebih termotivasi dalam pembelajaran dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran metode ceramah atau konvensional. Hasil observasi guru terhadap keaktifan peserta didik yang meningkat pada kegiatan diskusi kelompok, presentasi, dan tanya jawab dengan guru.
Penggunaan media yang berbasis TIK untuk menguatkan aspek TPACK juga terlihat efektif. Peserta didik terlihat lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran seperti dalam mengamati perubahan wilayah permukaan bumi melalui Timelapse Google Earth, slide powerpoint, video fenomena pemansan global, mengerjakan LKPD Digital berbasis Liveworksheet, dan mengerjakan soal latihan melalui aplikasi Mengenal Pemanasan Global berbasis Android. Hal ini terlihat dari peserta didik mampu memberikan kesimpulan setelah mengamati slide powerpoint yang ditampilkan guru.
Selain itu, respon peserta didik terhadap proses pembalajran yang disampaikan melalui Mentimeter menunjukkan adanya kepuasan terhadap proses pembelajaran. Sebagian besar peserta didik menyatakan proses pembelajaran menjadi lebih asyik dan menyenangkan. Mereka juga menyatakan paham atau sudah menguasai keseluruhan materi pembelajaran yang disampaikan dan sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.
Kepala sekolah selaku pimpinan dan rekan sejawat di sekolah kami pun memberikan respon positif terhadap proses pembelajran yang kami lakukan. Video yang kami buat disarankan untuk diunggah melalui chanel YouTube, laman Facebook, Instagram, dan Website sekolah agar dapat menjadi contoh bagi guru yang lain. Faktor keberhasilan dari keseluruhan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sangat ditentukan oleh kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran dalam hal ini pemilihan model pembelajaran, konten materi, serta media pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan peserta didik yang dikembangkan dalam sebuah modul ajar.
Berdasarkan keseluruhan proses kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, penulis dapat mengambil beberapa pelajaran, yaitu:
- Seorang guru harus memiliki kreativfitas dan inovasi dalam mengembangkan model dan media pembelajaran yang digunakan agar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, konten dan kemampuan peserta didik; dan
- Guru harus terbiasa menggunakan model-model pembelajaran yang inovatif agar dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga mampu meningkatkan minat dan motviasi peserta didik dalam belajar
Siswi SMK Negeri Sulbar Berhasil Meraih Juara II dalam Kegiatan Health and Expo Poltekkes Kemenkes Mamuju Tahun 2022

- Miftahul Jannah, siswi kelas XI Program Keahlian APHP (Juara II Public Speaking dengan Tema “Peran generasi Z dalam Melestarikan Bahasa Daerah”)
- Arnita, siswi kelas X Program Keahlian APHP (Juara II Lomba Baca Puisi)
Yuk Belajar Mengoperasikan Traktor Roda 4
Hai-hai sahabat SMK Negeri Sulbar, postingan kali ini adalah tentang keseruan teman-teman kita dari kelas X (sepuluh) Program Keahlian Agribisnis Tanaman Perkebunan atau biasa disingkat ATP dalam belajar Alat Mesin Pertanian materi pokok Pengoperasian Traktor Roda 4. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar teman-teman kita dari Program Keahlian ATP mahir dalam memanfaatkan traktor roda 4 sebagai sarana dalam mengolah lahan pertanian. Sebagai guru pendamping dalam kegiatan belajar ini adalah Hamka Amrin, S.Pd, salah satu guru mata pelajara produktif ATP/APHP. Terlihat mereka sangat antusias dan menikmati kegiatan tersebut yang dilakukan secara bergiliran baik siswa laki-laki maupun perempuan. Yuk simak keseruan mereka belajar melalui foto-foto di bawah ini.
Pemantulan Cahaya Pada Cermin Datar
Kalian sudah pasti pernah menggunakan cermin donk. Namun, pernahkah kalian bertanya mengapa bayangan yang dihasilkan oleh cermin sama dengan bentuk atau tinggi benda aslinya? Apakah cermin memiliki kekuatan magis??? Hehehe tentu tidak dan hal ini dapat dibuktikan melalui sains dengan mempelajari sifat pemantulan cahaya pada cermin datar. Berikut adalah dokumentasi kegiatan teman-teman kita dari kelas X SMK Negeri Sulbar dalam melakukan percobaan Pemantulan Cahaya Pada Cermin Datar dengan menggunakan KIT Optik. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menyelidiki sifat pemantulan cahaya yang terjadi pada cermin datar.
Dari hasil percobaan tersebut, mereka berhasil membuktikan hukum pemantulan cahaya atau yang lebih dikenal dengan nama Hukum Snellius. Poin penting hukum pemantulan cahaya atau Hukum Snellius yaitu:
- Sinar datang , garis normal (N), dan sinar pantul (r) terletak pada satu bidang datar.
- Besaran sudut datang (θi) sama dengan sudut pantul (θr) (dikutip dari laman ruangguru.com)
Yuk simak keseruan kegiatan mereka dalam melakukan percobaan tersebut melalui foto-foto mereka di bawah ini.
Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-114 Provinsi dan Hari Pendidikan Nasional Sulawesi Barat
