Meningkatkan Kemampuan Peserta Didik Dalam Pembelajaran Mendemonstrasikan Salah Satu Nilai Kehidupan yang Dipelajari dalam Cerita Pendek Melalui Model PjBL (Project Based Learning)
NUR FAHMI, S.Pd
Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
SMK Negeri Sulbar
Tujuan yang Ingin Dicapai
Tujuan yang ingin dicapai dari implementasi rencana aksi pada proses pembelajaran di Kelas XI (sebelas) Program Agriteknologi Pengolahan Hasil Pertanian (APHP) SMK Negeri Sulbar adalah Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pembelajaran mendemonstrasikan salah satu nilai kehidupan yang dipelajari dalam cerita pendek melalui model PJBL (Project Based Learning)
Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada:
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Aksi-3, hari/tanggal : Jumat/11 November 2022
Di kelas XI (sebelas) Program Agriteknologi Pengolahan Hasil Pertanian (APHP) SMK Negeri Sulbar
Situasi
Berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang bertujuan untuk mengungkapkan ide, gagasan, serta perasaan secara lisan sebagai proses komunikasi kepada orang lain. Dalam proses berbicara, seseorang akan mengalami proses berpikir untuk mengungkapkan ide dan gagasannya secara luas (divergent thinking). Proses berbicara sangat terkait hubungannya dengan faktor pengembangan berpikir berdasarkan pengalaman yang mendasarinya. Pengalaman tersebut dapat diperoleh melalui membaca, menyimak, pengamatan dan diskusi. Namun, di sisi lain keterampilan ini yang belum sepenuhnya dimiliki oleh sebagian besar peserta didik. Hal ini yang menyebabkan peserta didik belum mampu untuk tampil berbicara atau presentasi di depan kelas dalam pembelajaran mendemonstrasikan salah satu nilai kehidupan yang dipelajari dalam cerita pendek.
Permasalahan lainnya terkait pembelajaran di sekolah adalah kurang optimalnya pemanfaatan TPACK dalam kegiatan pembelajaran dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena tidak semua peserta didik memliki ponsel android, peserta didik yang tidak mahir dalam menggunakan komputer, laptop, dan jaringan internet sekolah yang kurang memadai karena belum menjangkau keseluruhan wilayah sekolah,
Selain itu, pembelajaran masih dilakukan dengan metode ceramah sehingga terkesan monoton. Guru juga jarang mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari peserta didik sehingga peserta didik merasa pelajaran tersebut tidak bermanfaat bagi mereka.
Sebagai seorang pendidik dibutuhkan inovasi dan kreatifitas dalam merancang sebuah proses pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pembelajaran mendemonstrasikan salah satu nilai kehidupan yang dipelajari dalam cerita pendek melalui model PJBL (Project Based Learning). Inovasi tersebut juga bisa dikolaborasikan dengan pemanfaatan berbagai media pembelajaran.
Selanjutnya Mahatma Gandhi menegaskan bahwa pendidikan yang sempurna ialah pendidikan yang mampu membangkitkan sifat-sifat diri kita sendiri yang terbaik. Pendidikan intelek yang sejati, hanya dapat dicapai dengan latihan anggota-nggota tubuh manusia, misalnya tangan, kaki, mata, telinga, hidung, dan sebagainya. Pendidikan yang hanya mengoptimalisasi akal, dengan mengesampingkan peran hati, maka pendidikan akan melahirkan pribadi yang cerdas tapi bermental criminal. Sebaliknya, pendidikan yang mengutamakan hati tapi tidak mengembangkan akal, akan melahirkan manusia-manusia yang lemah dan mudah dijajah. Dalam ungkapan tersebut menggambarkan bahwa metode atau cara yang digunakan dalam pengajaran hendaknya dilakukan melalui pembiasaan atau latihan-latihan khususnya keterampilan berbicara.
Terkait pemanfaatan media pembelajaran berbasis TPACK, guru dan peserta didik dberikan kesempatan untuk bereksplorasi menggunakan berbagai media tersebut untuk menunjang proses pembelajaran. Berbagai aplikasi digital yang saat ini berkembang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk membuat konten materi pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan.
Tantangan
Tantangan yang dihadapi dalam meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pembelajaran mendemonstrasikan salah satu nilai kehidupan yang dipelajari dalam cerita pendek adalah:
- Sebagian besar peserta didik kurang percaya diri tampil di depan kelas, apatah lagi di depan umum.
- Bahasa yang digunakan peserta didik masih terpengaruh oleh dialek daerah dan pembicaraan masih kurang terstruktur
- Peserta didik kurang menguasai materi dan penggunaan media digital.
- Jaringan internet yang kurang memadai. Sehingga penulis berinisiatif untuk berbagi jaringan internet pribadi kepada beberapa peserta didik yang tidak memiliki kuota internet.
- Tidak semua peserta didik mempunyai ponsel pintar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran
- Peserta didik yang belum terbiasa dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah sehingga mereka kesulitan dalam mencari sendiri jawaban atau solusi terhadap berbagai permasalahan yang diberikan oleh guru.
Adapun orang-orang yang terlibat dalam kegiatan ini adalah:
- Kepala Sekolah
- Dosen Pembimbing
- Guru Pamong
- Rekan sejawat
- Pendidik
- Peserta didik
- Editor
Perencanaan Aksi
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut adalah:
- Pembelajaran dilakukan dengan memotivasi peserta didik agar berani tampil di depan umum. Bisa juga dengan memberikan satu tema pembahasan, kemudian satu per satu peserta didik mengomentari atau memberikan jawaban pada tema tersebut sehingga membuat mereka terbiasa untuk berbicara.
- Mendesain asesmen atau peniliaian untuk masing-masing tujuan pembelajaran dilengkapi dengan lembar rekapitulasi nilai serta rubrik penilaian. Asesmen dirancang untutk menilai aspek sikap (melalui lembar observasi dan diskusi), aspek pengetahuan (melalui soal evaluasi), dan aspek keterampilan peserta didik (melalui lembar penilaian presentasi);
- Memilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan daya literasi dan numerasi, keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan inovatif peserta didik. Dalam hal ini penulis memilih model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning); dan
- Mendesain kegiatan atau lagkah-langkah pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Kegiatan pembelajaran direncakan sebanyak 1 kali pertemuan dengan membahas tentang nilai-nilai kehidupan dalam cerpen. Adapun langkah-langkah pembelajaran melalui model pembelajaran berbasis proyek yaitu:
- Penentuan proyek; Pendidik menyampaikan topik pembelajaran yaitu “nilai-nilai kehidupan dalam cerpen” dan mengajukan pertanyaan mendasar terkait materi seperti “Apa itu nilai-nilai kehidupan? Apa Manfaat langsung dari cerpen yang bisa kita rasakan?
- Mendesain perencanaan produk; Tiap peserta didik merancang informasi yang akan dicari berkaitan dengan tugasnya (menentukan nilai-nilai kehidupan dalam cerpen yang dibaca)
- Menyusun jadwal perencanaan proyek; Guru memberi petunjuk cara melakukan penjadwalan semua kegiatan yang telah dirancang dan cara mengerjakan tugas serta memotivasi untuk selalu berkarya dengan jujur dan bertanggung jawab
- Memonitoring keaktifan dan perkembangan proyek; Guru memonitoring peserta didik sambil melakukan ice breaking (terkait materi) dalam melaksanakan rancangan proyek yang telah dibuat
- Menguji hasil; Peserta didik membahas kelayakan proyek dan membuat laporan untuk dipaparkan
- Evaluasi pengalaman belajar; Guru membimbing proses pemaparan proyek dan peserta didik memaparkan laporan proyeknya. Selanjutnya guru bersama peserta didik melakukan refleksi dan menyimpulkan hasil proyek
Kegiatan selanjutnya adalah pemilihan berbagai media pembelajaran yang akan digunakan. Beberapa di antaranya adalah :
- Pembuatan Lembar Kerja Peserta Didik;
- Media pembelajaran berbantuan Microsoft Office Power Point;
- Menyiapkan perangkat seperti ponsel pintar untuk tethering jaringan internet, laptop, dan LCD Projektor untuk mendukung proses pembelajaran.
- Menyusun bahan ajar dalam bentuk PDF kemudian dibagikan kepada peserta didik melalui grup WhatsApp
Refleksi Hasil dan Dampak
Dampak dari aksi dari langkah-langkah yang telah dilakukan dirasakan positif dan efektif. Hal ini dapat terlihat dari penerapan model pembelajaran PjBL (Project Based Learning) yang membuat peserta didik lebih termotivasi dalam pembelajaran dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran metode ceramah atau konvensional lainnya. Hasil observasi guru terhadap keaktifan peserta didik yang meningkat pada kegiatan diskusi kelompok, presentasi, dan tanya jawab dengan guru. Dengan menerapkan model pembelajaran project based learning, peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran mendemonstrasikan salah satu nilai kehidupan yang dipelajari dalam cerita pendek. Selain itu, melalui model pembelajaran ini, kemampuan peserta didik dalam berbicara semakin meningkat. Keberhasilan ini ditunjukkan dari hasil project pembelajaran yaitu pembuatan video yang memperlihatkan peningkatan kemampuan peserta didik dalam berbicara mengenai nilai-nilai kehidupan yang ada dalam cerpen. Selain itu, nilai KKM yang diperoleh setelah proses evaluasi sudah di atas rata-rata.
Kepala sekolah selaku pimpinan dan rekan sejawat di sekolah kami pun memberikan respon positif terhadap proses pembelajran yang kami lakukan. Video yang kami buat disarankan untuk diunggah melalui chanel YouTube, laman Facebook, Instagram, dan Website sekolah agar dapat menjadi contoh bagi guru yang lain. Faktor keberhasilan dari keseluruhan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sangat ditentukan oleh kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran dalam hal ini pemilihan model pembelajaran, konten materi, serta media pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan peserta didik. Berdasarkan keseluruhan proses kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, penulis dapat mengambil beberapa pelajaran, yaitu:
- Seorang guru harus memiliki kreativfitas dan inovasi dalam mengembangkan model dan media pembelajaran yang digunakan agar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, konten dan kemampuan peserta didik; dan
- Guru harus terbiasa menggunakan model-model pembelajaran yang inovatif agar dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga mampu meningkatkan kemampuan berbicara peserta didik.